Sebagai seorang mualim kapal tugas utamanya adalah sebagai navigator dan menagani muatan kapal. Dengan kata lain saat menyeberangkan kapal bertugas sebagai navigator atau yang bertanggungjawab dalam menjalankan kapal dan juga menjaga muatan selama berada dikapal.
Kemudian selama berada dipelabuhan bertanggungjawab dalam menangani muatan baik bongkar maupun memuat cargo dari dan kekapal.
Menurut Standart Training and Certification for Watchkeeping (STCW) tahun 1978 dan revisi 2010 di Manila, Untuk melaksanakan tugas sebagai navigator seorang mualim harus competent dalam ilmu navigasi yaitu:
1.1.1 CELESTIAL NAVIGATION
1.1.2 TERRESTRIAL AND COASTAL NAVIGATION
1.1.3 ELECTRONIC SYSTEMS OF POSITION FIXING AND NAVIGATION
1.1.4 ECHO-SOUNDERS AND SPEED MEASUREMENT
1.1.5 COMPASS – MAGNETIC AND GYRO
1.1.6. STEERING AND CONTROL SYSTEMS
1.1.7 METEOROLOGY
Dalam modul ini akan dipelajari Celestial Navigation (Ilmu Pelayaran Astronomi) dimana pelajaran ini adalah focus pada melayarkan kapal dengan bantuan benda angkasa.
Ilmu Penentuan Posisi
Dalam bernavigasi ilmu penentuan posisi adalah sangat dominan harus dikuasaa oleh seorang navigator. Dewasa ini penentuan posisi kapal selama berlayar dapat dilakukan dengan tiga macam ilmu pengetahuan, sesuai peralatan dan kebutuhan dalam melayarkan kapal dengan selamat.
Sesuai STCW 78 revisi 2010, dalam penentuan posisi tersebut adalah sebagai berikut:
1.1.5 CELESTIAL NAVIGATION
1.1.6 TERRESTRIAL AND COASTAL NAVIGATION
1.1.7 ELECTRONIC SYSTEMS OF POSITION FIXING AND NAVIGATION
Terrestial Navigation (Ilmu Pelayaran Datar)
Adalah ilmu penentuan posisi kapal yang menggunakan benda darat atau bendabenda yang muncul dari permukaan laut. Ada dua macam objek yang dipakai, yakni objek alam (pulau, gunung, tanjung, dll) dan objek buatan (buoy, suar, pelampung dll).
Electronic System of Position Fixing and Navigation
Adalah ilmu pelayaran electronic, dimana dalam penentuan posisi kapal menggunakan bantuan perangkat navigasi elektonik. Misalnya, ECDIS (Electronic
Chart Data Informations System), GPS (GeoPositional System), Radar, Loran, Decca, dll.
Celestial Navigation (Ilmu Pelayaran Astronomi)
Adalah penentuan posisi kapal ditengah samudra dengan bantuan benda angkasa (langit: bintang, matahari, planit dan bulan). Ilmu Pelayaran Astronomi inilah yang akan dibahas dibuku ini.
Sebelum ada STCW 78, Ilmu Pelayaran Astromi yang sekarang terdiri dari dua mata kuliah, yakni:
- Ilmu Bintang, setara 2 SKS, dimana mempelajari benda angkasa dengan segala sifat dan posisinya diangkasa atau di Bola Angkasa.
- Hitung Pelayaran, setara 6 SKS, adalah ilmu menentukan posisi kapal dengan memakai benda angkasa.
Setelah diperkenalkan STCW 78 dan Revisi tahun 1995, maka Ilmu Bintang dan Hitung pelayaran digabung jadi satu, dimana hitung pelayaran jadi satu pragraf yang disebut Position Fixing. Total jam pelajarannya adalah 120 jam. Setara 7 SKS.
Dalam STCW 78 revisi 2010 di Manila, Ilmu Pelayaran Astronomi dipangkas jadi separohnya, yakni 60 jam. Setara 3 SKS. Dengan Position Fixing 20 jam diantaranya.
Mau tidak mau kita harus menyesuaikan diri dengan ketersedian waktu dan merevisi pengajaran Ilmu Pelayaran Astronomi ini. Untuk itu pembelajaran harus diringkas dan tepat guna ke sasaran saja, yakni penetuan posisi memakai benda angkasa.
Untuk itu pembelajaran di buku ini mengikuti skema langkah berikut:
- Teori Ilmu Pelayaran Astronomi, yang diajarkan langsung menuju penentuan posisi.
- Pengenalan apa itu tinggi benda angkasa dan apa itu azimuth benda angkasa. Tinggi adalah busur lingkaran vertical antara benda angkasa dan cakrawala (tepi/kaki langit). Disebut sebagai jarak antara benda angkasadan cakrawala saja.
- Benda angkasa diukur tingginya memakai sexstan, didapat tinggi ukur. Tinggi ukur dikoreksi dengan koreksi tinggi (table A2 alamanak nautika), didapat tinggi sejati. Saat pengukuran tinggi, diambil waktunya.
- Berdasarkan posisi duga (DR = Dead Reckoning) dan waktu pengukuran tinggi, dihitung tinggi hitung.
- Perbedaan kedua tinggi tersebut (beda tinggi = p) yang adalah jarak antara tempat dega dan garis posisi kapal pada garis azimuth.
- Kemudian dihitung azimuth, sehingga garis posisi (LoP = line of position) dapat dilukis, tegak lurus azimuth.
- Lintang tengah hari juga adalah sebuah line of position (LoP)
- Dengan 2 atau lebih LoP didapatlah posisi kapal.
Jadi buku ini ditulis dengan satu sasaran, yakni mendapatkan posisi kapal dengan sederhana dan cepat. Hanya menggunakan sexstan, stopwatch, kemudian dihitung memakai almanac nautica dan scientific calculator, didapatlah posisi.
Disamping itu sudah tentu diperlukan juga peralatan menggambar, seperti garisan yang ada ukuran centimeternya, dua segitiga, jangka, pensil dan penghapus.
Soal:
- Ada tiga ilmu pelayaran, terangkan pemanfaatan masing-masing bidang yang dipelajari dalam melayarkan kapal.
- Sebutkan Ilmu yang harus dikuasai oleh seorang navigator menurut STCW78 revisi 2010
- Terangkan untuk apa anda mempelajari ilmu pelayaran astronomis sebagai seorang mualim kapal.
- Terangkan cara mendapatkan posisi dengan Ilmu Pelayaran Astronomi.
- Sebutkan peralatan yang diperlukan dalam menentukan posisi pada IlmuPelayaran Astronomi
